Tuesday, August 30, 2022

Padang ke Medan Jalur Darat

 

Saya dan teman memutuskan untuk pergi ke Medan jalur darat. Ada satu alasan utama dalam pengambilan keputusan ini, yaitu Antigen. Kami khawatir terpapar covid dijalan sehingga kalau nanti positif dan harus isolasi selama 2 minggu. Bukan hanya ke Medan, bahkan balik ke Batam pun tak bisa. Selain itu, meski bukan alasan utama, harga tiket pesawat dari Padang ke Medan sangatlah mahal padahal menurut saya jarak itu dekat saja. Bahkan harganya saat itu lebih mahal daripada pesawat rute Batam-Jakarta. Saya dan Lily berangkat dari bukit tinggi. Sebenarnya bisa saja dari padang, tergantung saat itu berada dimana. Karena saya dari batu sangkar, jarak terdekat yaitu bukit tinggi. Karena kalau dari padang, akan balik lagi dan nanti dari padang melewati bukit tinggi juga. Jadi bolak balik kan. Penting untuk mengetahui rute bus juga. Kalau ragu, teman-teman bisa juga datang ke loket bus nya untuk bertanya tentang rute bila ada rencana mengunjungi beberapa kota di sumatera barat. Waktu itu, saya dan teman booking bus dari traveloka. Saya sampai ditelpon oleh pihak busnya untuk memastikan kalau kami adalah “penumpang yang membeli jalur online” sampai pihak bus nya sendiri bertanya berkali-kali kenapa kami ga beli tiketnya langsung aja? Khawatir terhadap ga kebagian tiket membuat saya dan Lily memutuskan untuk memesannya saja terlebih dahulu.

Di aplikasi, tertera jarak tempuh selama 21 jam. Bus diberangkatkan harusnya pada puluk 13.00 namun nyatanya baru mulai jalan pada pukul 15.00. Baru 20 menit bus berjalan, Lily sudah mual, pusing, puyeng dan segala hal lainnya. Saya masih menikmati music dan pemandangan yang aduhai. Menjelang magrib, kami diberhentikan di sebuah rumah makan yang ada mushola dan masjid. Lalu saya makan masakan padang. Sebenarnya perut saya sudah sangat menolak makan masakan minang lagi. Begini, masakan padang juara nomor satu. Favorite saya banget. Tapi, masakan padang di daerah saya. Buat saya masakan padang di Sumatera Barat rasanya berbeda dan agak kurang cocok di lidah saya. Lily, sudah mabuk dan tak bisa makan. Ia memesan soto dan yang datang tentu saja adalah soto padang. Dia tak bisa memakannya karena sudah mabuk duluan, alhasil, saya lagi yang menghabiskan. Kan sayang kalau tidak dihabiskan. hehehe

Ketika bus berangkat lagi, waktu melewati kelok Sembilan, mabuk Lily bertambah parah. Saya diamkan saja karena sejujurnya saya juga sudah mulai pusing dan mual. Begitu terus hingga kami sampai keesokan hariinya pukul 17.00. 26 jam di bus benar-benar pengalaman baru buat saya. Hal yang paling menyengsarakan adalah buang air. Bus hanya berhenti beberapa kali dan kami tidak bisa bolak balik toilet sesuka hati. Bisa sih menggunakan toilet di bus. Hanya, saya yang berpostur besar ini benar2 tidak nyaman buang air disana. Belum lagi khawatir najis kemana-mana malah sholat jadi tidak sah. Ah sungguh dilema. Buat temen-temen yang berniat pergi ke medan dari padang jalur darat, pastikan kondisi tubuh benar-benar fit ya.

Oia, saya jadi tau mengapa tiket pesawat mahal sekali. Karena sepanjang perjalanan saya melihat rumah makan banyak sekali dan tak terhingga. Kalau tiket pesawat dibuat murah, maka habislah mata pencaharian sepanjang jalan itu. Rupanya, ada maksud dari sisi ekonomi ya. 

Wednesday, August 3, 2022

Makan Sate Padang di Padang

 

“Muat ga?” Tanya Bang Mai

“Muat kok,” jawab Saya. Padahal udah berasa mau gepeng badan Saya.

Saya dan teman Saya, Lily, kali ini akan mengunjungi Sumatera Barat. Di Bandara, Saya bertemu dengan teman kantor lama Saya yang juga sedang mudik. Bagi orang-orang LDM, ada dua tanggal merah dalam satu minggu adalah harta karun. Begitu juga dengan Saya yang gila jalan. Belum tahun baru saja Saya sudah melihat jadwal tanggal merah ditahun depan.

Hati Saya senang ketika mendapat tumpangan dari Bang Mai meskipun harus sempit-sempitan dimobil yang dengan kapasitas 4 orang, diisi oleh 6 orang. Tapi namanya bantuan apalagi gratis begini, dalam kondisi apapun Saya dan Lily senang sekali menerimanya.

Setelah diturunkan di Mesjid Raya Sumbar, Saya dan Lily lompat kegirangan karena akhirnya bisa sampai ke Mesjid yang super duper bagus dan selama ini hanya bisa kami lihat dilayar ponsel kami. Masjid yang memakan waktu pembangunan selama 11 tahun terhitung sejak peletakan batu pertama ini akhirnya diresmikan pada tanggal 4 Januari 2019. Bentuknya yang minang banget membuat masjid ini berbeda dari yang lain. Sebelum foto-foto, perut Saya lapar luar biasa karena perjalanan cukup menguras tenaga (memang aja Saya gampang lapar dan susah kenyang). Disekitaran masjid ada yang jual makanan. Kami pun segera memesan makanan dari tempat yang paling dekat saja supaya bisa memaksimalkan waktu. Saya terkaget-kaget karena ternyata di Padang ada yang menjual sate padang di siang hari. Di daerah Saya, sate padang hanya dijual pada malam hari. Namun entah kenapa rasanya kurang cocok dilidah Saya.Saya juga berencana untuk makan sate lidah sapi karena menurut teman-teman, sate lidah sapi enak dan di daerah Saya belum ada. Namun sekali lagi Saya kurang beruntung karena Uni-sate-padang-siang-hari tidak menjual sate lidah. Saya berencana mencobanya nanti malam.

Setelah puas berfoto-foto Saya dan Lily kembali ke penginapan. Namun mendekati magrib kami kembali ke masjid karena ingin melaksanakan sholat disana lagi. Berhubung besok kami sudah berangkat lagi menuju Tanjung Barulak, Batu Sangkar. Setelah sholat, kami memutuskan untuk makan di restaurant sate padang. Restaurant specialist sate padang. Dalam perjalanan kesana, Saya dan Lily digodain sama abang-abang Satpol PP yang akhirnya meminta nomor hp. Ceritanya panjang sekali, dari mulai mau kemana saja sampai berapa UMR di daerah kami sampai Saya berkode ke Lily karena Saya sudah lapar lagi. Akhirnya kami pun terlepas dari jeratan perkenalan yang tidak diinginkan.

Saya dan Lily makan sate lidah dan banyak jenis sate yang lainnya sampai 180ribu. Sate padang paling mahal yang pernah Saya makan meskipun bukan yang paling terenak dilidah Saya. Duh, soal selera Saya cerewet sekali.

Selesai makan kami kembali ke penginapan yang horror abis. Ini bukan makna konotasi tapi benar-benar horror. Kondisi asli dan yang tergambar di situs sangat jauh berbeda. Waktu baru datang, Saya dan Lily mengangkat koper ke lantai 3 sendirian tanpa dibantu. Memang penginapannya murah tapi kalau di Batam, seharga begini sudah sangat bagus. Minimal sangat bersih. Saya dan Lily hanya saling pandang-pandangan. “Apa mau pindah penginapan?” Tanya Lily.

“Ah, ga usah. Saya hafal Ayat Kursi.” Kata Saya pada Lily.

Sunday, February 7, 2021

anak kampung makan All you can eat

Cerita ini tuh cerita aku dan temen-temen pada tahun 2018. Saat itu aku sedang pendidikan di kampung inggris, Pare, Jawa timur. Sebagai anak kos, makan sehari-hari adalah warteg. Semewah-mewah ya cafe ala-ala yang kalo mesen ice lemon tea, ada irisan lemon digelasnya. 

Singkat cerita, karena hampir beres menempuh pendidikan disana, aku dan ketiga temanku bakal jalan-jalan ke surabaya. Kami pengen makan disalah satu restauran all you can eat di Surabaya. Setelah hitung-hitungan akhirnya kami nekat untuk pergi dengan uang pas-pasan. Yang penting nyampe aja dulu. Packing-packing sudah selesai dari pagi. Rencana kami bakal nunggu bus jam 8 pagi. Jadi setelah sholat subuh udah ga ada yang tidur lagi. Jam 8 pagi kami udah standby di salah satu tempat yang biasanya jadi pemberhentian bus menuju surabaya. Tidak satupun dari kami sarapan karena takut kenyang dan ga puas makan di resto all you can eat tersebut. Keringetan, panas, berdiri nunggu bus ke surabaya sambil membayangkan nanti mau makan apa aja. Namun ternyata bus yang ditunggu tak kunjung datang. Baru ada sekitar pukul 10an. Berangkatlah kami ke surabaya menggunakan bus non AC dimana banyak penumpang bau ketek dengan kondisi belum makan apapun. 

Malangnya, jalan menuju surabaya luar biasa macet sehingga kami sampai begitu lama sekali. Sekitar jam duaan kalau tidak salah. Turun dari bus aku bilang ke echi : chi, aku lapar.
Echi : sabar, bentar lagi kamu mau makan semua yang ada di resto itu pun terserah. 

Padahal muka echi juga sudah pucat karena mabuk darat. Kami ga langsung menuju resto tersebut karena mau naro ransel dulu di penginapan. Jadi kami pergi check in dulu dipenginapan. Aku berdua echi dan dina bersama puput. Namanya cewek ya, gitu gini gitu gini ya baru berangkat jam 4 juga dan akhirnya sampai di resto itu jam set 5 an. 

Memasuki resto tersebut, kami girang bukan main. Makanan orang kaya ini bisa makan sepuasnya. Bisa duduk ditempat crazy rich surabaya. Udah dikepala nanti mau update story kayak gimana aja. Udah gaya-gayaan kontrol muka biasa aja seolah-olah bukan pertama kalinya ketempat kayak gini. Akhirnya duduklah kami dsana. Karena semuanya belum makan, kami ngambil makanan secara kesetanan. Semua daging diambil, bakso-baksoan ambil sehingga meja penuh sekali. Orang dibelakang si puput ini ngomong : eh gila mereka ngambil banyak banget. Karena kami adalah orang-orang yang penuh dengan ketidaktahuan, kami nyantai aja menanggapi pernyataan seperti itu. 

10 menit pertama dimulai dengan bakar-bakaran, update story dulu jangan lupa, dan foto-foto grup.
Lalu 10 menit kedua makan dengan lahapnya sampai lupa dunia.
10 menit ketiga masih makan dengan lahap dan kesetanan. Masih mikir kalo lambung nyambung ketanah.
10 menit berikutnya makan dengan tempo yang mulai slow
5 menit selanjutnya lebih slow lagi dan 5 menit berikutnya udahan.
Perut sudah kenyang semua, dan kepalaku pusing karena banyak tertawa dan makan.

Hal yang kami ga tau adalah bahwa kalau diresto all you can eat itu makanannya bersisa, bakal ditimbang dan kita harus bayar. Harga nya 30ribu/100 gram. Itu semua muka udah pada pucat pasi karna makanan masih banyak sekali. Kami hitung-hitung kira-kira kami bakal bayar sekitar 6 jutaan kalo segini banyak. Uang dari mana ya Allah T.T 
Pasrah dengan keadaan, kami ga tau mau dapetin uang 6 juta dari mana. Pahit-pahit ya telpon mama echi bilang echi sakit keras dan butuh 6 juta transfer sekarang. Echi juga tampak tak ada pilihan lain mengingat orangtuanya yang menurut kami paling mampu membayar 6juta seketika. 
Ada ide lain dariku. Aku bilang kita duduk aja 2 jam sampai laper lagi trus makan ini semua. Dan gobloknya kami juga baru tau kalau makan disini tu ada waktunya bukan bebas sesuka hati. Kalau mau ada extra time harus bayar 50rb/30 menit/orang. Yang belum tentu ni makanan bakal habis juga walopun dikasi tambahan waktu.
Hilang akal, kami mulai dengan cara kami masing-masing untuk menghilangkan semua jejak ini. Pelayan-pelayan udah pada liatin meja kami. Kami berusaha ga pasang muka ketakutan. Dina langsung kusuruh untuk membakar semua daging. "Biar airnya hilang kan jadi ringan buat ditimbang" kataku.

Tapi membakar daging ga akan mengurangi berat secara banyak, kupaksa puput makan lagi. Dia nurut meski akhirnya dilepeh begitu saja ditisu. Ga mungkin kita suruh bayar makanan yang dilepeh.  jadi tugas puput adalah mengunyah saja secara wajar. Jangan sampe semuanya lepehan. Bisa-bisa besok kami masuk koran dan viral. Kami masih punya ayah dan ibu yang perlu dijaga nama baiknya. Waktu sudah hampir habis dan kami mulai panik. Aku mengambil langkah untuk menaruh sebagian bakso dan daging kedalam bra. Echi mengambil sebagian bakso-baksoan kedalam tisu dan tas lalu membawanya ke toilet. Puput juga kuminta untuk menaro di kaus kaki. Kami sudah keringat dingin. Ga tau lagi harus gimana.

Dina : kita taro ditas aja
Aku : lihat deh itu ada security jaga ketat banget mau meriksa tas pengunjung yang mau keluar.

Dina menaruh makanan ditisu dan memasukkannya kedalan saku celana jeansnya. Segala nya kami lakukan. Misi ditoilet adalah urusan echi. Lalu sekembalinya echi dari toilet, kami langsung bertanya 

Puput : Gimana? Berhasil kak echi?
Echi : jadi gini
Aku : perasaanku udah ga enak.
Echi : dengerin dulu.
Aku : iya buruan.
Echi : aku udah masukin ni bakso-bakso sialan ke toilet. Trus aku flush. Dan kalian tau apa yang terjadi, ni bakso-bakso g bs masuk. Masih ngambang d toilet.
Aku : ya iyalah secara masa jenis bakso lebih ringan dari air, pasti dia ngambang.
Echi : ya mana aku tau sampai kemasa jenis, bangke. Dengerin dulu, belom selesai. Terus aku mules dan gatahan banget buat pup. Ya aku pup lah ya kan. Menyatu itu bakso-bakso sama pup aku. Aku pikir ya kalo ada pupnya bakalan ngikut ntar baksonya. Dan ternyata, pas aku flush, baksonya tetep ada. Pupnya aja yang hilang. 
Puput : jadi sekarang baksonya mana?
Echi : ya aku ambil lagi ini ada ditas
Dina : bakso udah nyatu sama pup nya kak echi?
Echi : iyaaa

Kami semua terdiam. Tak mampu berkata apapun. Sungguh sangat menjijikan sekali.

Aku : udah lah yuk kita sama-sama minta maap. Udah mukanya memelas aja siapa tau ada keringanan gitu. Siap-siap gadai hp sementara echi pergi ke ATM ya. Udh gatel banget ini badanku.
Echi : serius itu ditaro di bra? Jijik banget
Aku : lebih jijik bakso campur pup lah.

Akhirnya kami pasrah. Gatau lagi harus gimana. Kami memanggil mbak-mbaknya untuk minta dihitung. Dan mba-mbanya langsung bilang :

Udah kekasir aja langsung mb.

Echi : ga perlu ditimbang mba?

Mba-mbak : ga perlu kok

Sontak kami senang dan satu persatu menyalami mbaknya dengan penuh terimakasih.

Namun penderitaan ga sampai disitu saja, pulang dari makan aku langsung dilarikan ke kimia farma terdekat untuk cari dokter memeriksa kadar kolestrol dalam darah. Rasanya mau pingsan dan aku pikir bakal stroke malam itu karena kebanyakan makan daging. Udh ngasi wasiat sama echi untuk ngurus jenazah aku buat dibawa pulang kekampung halaman. Tapi Ternyata itu adalah efek asam lambung yang naik lalu dibantai dengan makan terlalu banyak. Jadi lambungnya kaget. Makan dagingnya ga dikunyah dengan baik lagi.

Kapok. Bener-bener kapok makan di all you can eat lagi 

Tuesday, December 25, 2018

My love


Saat aku menulis ini, aku berada di rumah sakit. Tempat dimana banyak manusia sedang berjuang. Ada yang berusaha sembuh, ada yang berputus asa, ada yang meregang nyawa, dan ada pula yang menghantarkan nyawa.

Bertemu dengan seseorang yang kita kenal di Rumah Sakit akan membuat kita atau dia bertanya 'siapa yang sakit?' kali ini yang sakit adalah ayahku yang biasa kupanggil papa.

Papa nyaris 12tahun terkena stroke. 9 tahun diantaranya hanya terbaring ditempat tidur. Mama lah yang merawat papa setiap hari. 1x24 jam/7 hari dalam seminggu. Selama itu papa memang beberapa kali bolak balik rumah sakit, namun sekarang adalah kondisi papa yang paling buruk. Entah mengapa aku begitu tidak senang ketika ada orang yang bilang 'papa itu sudah lama, kamu harus ikhlas, mungkin papa masih bertahan karena ada yang belum ikhlas'. Ikhlas bagaimana yang dia maksudkan? Ikhlas melihat orang tua meninggal? Apa bisa kuikhlaskan saat tubuhnya masih hangat? Saat nafasnya masih terasa, saat rejekinya masih ada? Tidak! Tidak bisa kuikhlaskan sekarang. Aku masih berdoa pada Allah agar diangkatkan penyakit papa sampai ke akar-akarnya. Tak sedikitpun kuanggap hal itu mustahil karena tak ada yang mustahil dimuka bumi ini. Terlalu egois. Ya! Memang egois. Lantas mau apa?

Atau, kadang ada orang yang berkata 'lama sekali ayahmu sakit. Aku bertanya-tanya pada Tuhan, dosa apakah dia hingga Tuhan membuatnya seperti ini?' Duhai manusia, kenapa tak kau ingat saja apa dosamu? Tak usah kau cari-cari dosa orang lain yang hanya akan membuatmu berdosa. Bahkan Tuhan saja berkata tak ada satupun kesakitan yang tak menghapus dosa pesakit tersebut. 11 tahun dihapuskan dosa-dosa papa. Semoga jikapun papa mengakhiri hidupnya, aku berharap telah habis dosanya dan masuklah ia kedalam surga tanpa hisab.

Atau bahkan para penjenguk yang berkata 'kemarin bapak itu meninggal juga. Dia orang baik, meninggalnya tidak lama'. Apakah Indikator orang baik itu adalah proses kematiannya cepat? Ada pencuri yang baru saja mencuri dan tertabrak lalu meninggal ditempat. Ada pemabuk yang masih mabuk dan terjatuh dari atap rumah lalu mati seketika. Apakah mereka manusia suci dan layak mendapatkan predikat baik? Kenapa tak kau tahan saja ucapanmu sebagai penjenguk yang dapat menentramkan hati keluarga pasien? Ayahku bukan manusia sempurna tapi sungguh dialah cinta pertamaku yang mengajarkanku huruf hijaiyah, mengajarkanku sholat, membawaku kemanapun dia pergi dan memebesarkanku. Dialah hero ku sebagaimana kalian menganggap ayah kalian adalah hero, begitu pula aku.

Di rumah sakit ini, Kupegang tangannya yang dulu dengan tangan itulah ia menjemput rizki. Usianya yang tak lagi muda, tangannya yang kian mengkeriput, dan tubuhnya yang lemah tidak membuatku letih untuk terus mencintainya. Aku selalu gagal untuk mengingat permintaanku yang ditolak papa. Pernah suatu ketika kumeminta sepeda darinya. Tapi papa bilang papa tak mau membelikan sepeda untuk anak perempuan nya, lalu keesokan harinya saat pulang sekolah, kulihat ada otoped di depan kamarku. Ada pengganti dari permintaan yang tak dapat dipenuhi.

Aku juga ingin menceritakan seberapa besar cinta mama. Malaikat kami yang selalu berada disamping papa tak peduli apapun kondisi papa. Jika ditanya siapalah yang paling terguncang jika papa sakit? Jawabannya adalah mama. Siapa yang tak pilu mendengar tangisan ibu disepertiga malam hingga subuh. "Lihatlah sarung papa, semuanya bersih" kata mama sambil menangis. Biasanya 6 buah sarung akan kotor perhari karena mama sangat telaten mengurus papa. Sambil melipat sarung-sarung papa mama bilang : " mama pengen papa pulang. Mama minta sama Allah kesempatan untuk mengurus papa lagi". Bidadariku, baginya 11 tahun mengurus papa yang terbaring sakit belum cukup. 11 tahun nyaris tak keluar rumah tak menjadi masalah baginya. Sebulan sekali pergi ke bank hanya untuk mengambil uang pensiun saja terasa lama untuknya. Ketika diajak pergi keluar kota sebentar hanya untuk menengok cucu misalnya, selalu saja ingin cepat pulang karena tak ingin berlama-lama berpisah dengan papa. Pernah kutanya pada mama, 'ma, apa sedemikian besar cinta mama pada papa sehingga mama bertahan mengurus papa. Apakah pernah terlintas dibenak mama untuk meninggalkan papa?'. Mama menjawab, ' tak pernah terlintas dibenak mama untuk meninggalkan papa. Jikalau yang mama lakukan ini karena cinta kepada papa semata, maka sudah pasti mama telah lama meninggalkan papa. Cinta kepada manusia tak cukup kuat untuk menghadapi semua ini. Tapi mama melakukan nya karena cinta kepada Allah. Maka semua menjadi ringan dan menjadi sumber energi baru yang setiap pagi seperti terisi penuh kembali'. Mama, 'malaikat' kami dirumah yang tak sempurna namun menyempurnakan semua kepingan episode dalam hidup kami sekeluarga. Mama menjadi pondasi keluarga kami sejak lama. Menguatkan rumah kami dari berbagai hantaman dari luar maupun dari dalam. Kelak, aku ingin menjadi seperti mama dengan semua kebaikannya.

Melalui tulisan ini, aku ingin menyampaikan rasa cintaku pada kedua orangtua ku. Kepada papa, my first love, manusia pertama yang menyambutku keluar dari rahim mama, mengazaniku dan membesarkanku hingga saat ini. Kepada mama, my first friend, my best friend and my forever friend.


Tanjung uban, 25 desember 2018
With love,


Acha astecia
A daughter who has many mistake.

Saturday, December 22, 2018

Day 15 : my activities

Hari ini
Tema hari ini adalah menuliskan kegiatan seharian ini. Sebenarnya penting ga penting sih nulis ini mengingat ga ada yang baca blog gw. Bener-bener ga ada. Tapi kadang gw mgerasa seneng juga g ada yang baca. Jadi setidaknya gw bisa bebas mau nulis apapun yang gw mau. Pernah suatu ketika gw nulis dan gw masih sempet-sempetnya mikir 'kalo gw nulis ini bisa jadi viral ga ya trus gw siap ga untuk dipenjara?'. Akhirnya gw hapus lagi. Jadinya ga bebas. Tapi makin dewasa gw makin g dengerin apa kata orang. Ya sudahlah ya, setiap orang bebas berpendapat. Hari ini aku ngapain aja? Ini bullet-point nya

  • Bangun tidur. Diam sebentar. Berkedip sekitar 10 kali.
  • Jalan menuju kamar mandi. Pipis. Dan mengambil air wudhu
  • Sholat subuh
  • Tidur lagi
  • Bangun lagi dan berkedip sekitar 10 kali.
  • Cuci muka, sikat gigi dan ganti baju.
  • Menghantar kakak ke rumah sakit, lalu pergi ke pasar.
  • Pulang menghantar belanjaan
  • Pergi ke rumah sakit lagi untuk menunggu visited dokter
  • Menjemput mama dirumah untuk ke rumah sakit
  • Makan pagi sekaligus siang dengan bekal yang dibawa mama di rumah sakit.
  • Mengunjungi papa yang dirawat di ICU
  • Pulang kerumah dengan menghantar mama terlebih dahulu lalu menjemput kaka dirumah sakit dan menghantar pulang lagi.
  • Tidur siang
  • Makan sore 
  • Siap-siap ke rumah sakit.
  • Menghantar mama kerumah sakit lalu menjemoym kakak drumah untuk diantar kerumah sakit lagi.
  • Menjenguk papa. 
  • Menghantar ponakan pulang ke rumah untuk minum
  • Memberi makan kucing
  • Balik lagi ke rumah sakit. Liat papa lagi
  • Pulang kerumah
  • Sholat magrib
  • Yasinan untuk kesembuhan papa
  • Pergi ke gas station untuk isi bensin
  • Pulang ke rumah
  • Dadar telur
  • Makan
  • Mandi
  • Menulis blog sebentar
  • Tidur.
*Motor cuma 1 sehingga harus jemput antar
*Jarak dari rumah ke rumah sakit seperti dari panorama ke per3an mau k gerlong tengah (buat yang tau aja*

Sekian


Tanjung uban, 22 desember 2018


Acha astecia
A budget traveler

Friday, December 21, 2018

Day 14 : film terbaik sepanjang masa versi acha astecia



Film ya....
Banyak sih film yang tetap asik ditonton meskipun sudah menontonnya puluhan kali. Film-film ini pastinya film yang sudah cukup lama diproduksi. Kayak ninggalin kesan sendiri yang ga bisa djelaskan dengan kata-kata dan otomatis masuk kedalam memori jangka panjang.
Berikut daftar film yang patut untuk menjadi bahan pertimbangan masuk kedalam sukma yang paling dalam.

1. Harry Potter series

Tak hanya bukunya yang melejit dipasaran, film nya pun menjadi box office dibanyak negara. Harry Potter adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal dirumah bibinya bersama dengan sepupunya yang menyebalkan. Suatu hari, ia menerima surat bahwa ia diterima disekolah sihir Hogwarts. Dari sinilah petualangan itu dimulai. Kayaknya semua orang sudah tau deh mengenai film ini. Buat yg belum nonton, mendingan baca bukunya dulu. Karena lebih greget bukunya. Tapi film nya juga g kalah asik sih.

2. Me before you

Film ini juga berasal dari buku, yaitu karangan Jojo Moyes dengan judul yang sama. Mengisahkan seorang pemuda yang lumpuh akibat kecelakaan dan menginginkan mati. Namun, perawat perempuannya selalu menyemangati setiap hari dengan tingkah konyolnya.

3. Saving private ryan

Ini fav banget. Dulu waktu masih kecil nonton ini berulang-ulang. Sekarang udah jarang nonton film ini tapi bahkan sampai masih inget. Mengisahkan tentang seorang prajurit yang kehilangan 3 saudara laki-lakinya dimedan perang. Namun prajurit ini tidak tau tahu. Sehingga pemerintah mengirimkan satu pasukan untuk mencari prajurit Ryan agar dapat kembali pada Ibunya. Pasukan yang di pimpin John H. Miller (Tom Hanks) ini memulai petualangan mencari prajurit Ryan.

4. Titanic


Ga usah dibilang lagi lah ya. Semua orang pasti tau film ini. 'jack... Jack.... Come back.... Come back'.... Tau lah ya pasti.

5. Sang pemimpi

Mengisahkan tentang para pejuang mimpi yang banting tulang demi meraih cita-cita. Ada sosok ayah hebat juga yang selalu memakai pakaian terbaiknya untuk mengambil raport sang anak. Film yang luar biasa menakjubkan.

Itulah 5 film paling berkesan yang aku ingat saat ini. Mohon maaf hanya bisa menuliskan yang ingat saja, yang lupa tidak bisa dituliskan. Sampai jumpa di tema berikutnya.

tanjung uban, 21 desember 2018

Acha astecia
A budget traveler

Dicintai

Gw pernah mengalami suatu kejadian tidak menyenangkan sehingga bertolak dari sanalah tulisan ini lahir. Dimulai dengan pertanyaan yang selama ini berkecamuk dipikiran gw : mengapa ada orang yang (dengan bangsatnya) merasa senang ketika 'dicintai' banyak orang?
Sebelumnya, gw perjelas dulu. Gw juga merasa senang untuk dicintai. Dicintai keluarga, teman-teman, rekan kerja, guru atau siapapun bahkan elemen apapun yang ada dimuka bumi ini. Tapi maksud gw 'dicintai' diatas adalah orang-orang yang dengan sengaja membuat dirinya untuk dicintai oleh lawan jenis bukan karena mereka suka dengan lawan jenis tsb, tapi karena mereka senang saja jika dicintai. Gw berfikir ya jadi kayak baju aja. Dikoleksi gitu. Dan orang-orang seperti ini, tidak peduli orang lain patah hati atau tidak, menangis atau tidak, berharap atau tidak. Sungguh egois.

Sekarang gw akan mengganti kata 'mereka' dengan kata 'pria'. Ya, lebih specific. Kenapa pria? Yang bangsat kan bukan cuma pria? Jawabannya simpel, karena gw wanita. Jadi kalau permbaca adalah pria yang mengalami nasib yang sama atau setidaknya pemikiran yang sama seperti gw, pembaca bs menggantinya menjadi 'wanita'.

Pria-pria ini adalah pria-pria yang senang dengan kepopuleran lalu sembunyi dibalik statement orang-orang-yang tidak banyak tahu- tentang 'cewek itu aja yang ke-ge-er-an'. Bener-bener sial! Sudah patah hati, dibilang ge-er pula. Menyalahkan wanita seakan-akan berkata 'kalian terlalu cepat untuk menyimpulkan' atau 'aku pikir selama ini kita teman (baik). Apa-apaan itu! Tidak ada pertemanan antara perempuan dan laki-laki yang benar-benar tulus sebagai teman pada keduanya. Tidak ada! Pasti salah satu memiliki rasa! Boy, ga akan ada asap kalau ga ada api. Kamu mungkin berfikir itu adalah hal-hal yang wajar untuk dilakukan seperti curhat sampai rahasia terdalammu, perhatian akan hal-hal kecil yang sering dilakukan teman wanitamu, berkata super halus dengan tatapan mata tajam, intens komunikasi dan lain sebagainya. Kamu menganggap itu semua biasa. Kamu tidak mungkin tidak sadar kalau teman wanitamu (akan) menyukaimu. Bohong besar jika kamu tidak tau. Tapi, kamu (dengan sengaja) melakukannya.

Kamu perlu tau kalau menjadi pribadi yang dicintai banyak wanita dengan cara seperti itu sangatlah menyedihkan (bukan sesuatu yang membanggakan seperti yang kamu pikir). Ketika kamu meluluhlantakkan hati seseorang aku yakin hatimu juga retak dengan perlahan dan suatu saat hatimu  juga akan hancur berkeping-keping dan pada saat itu tiba, kamu akan sendirian. Hati-hati yang telah kamu hancurkan dulu sudah kembali utuh dan sembuh meski dengan waktu yang lama. Bahkan ada beberapa yang tak kunjung sembuh namun sudah sumuk dengan perbuatanmu. Dan aku berharap, tidak ada lagi orang yang tulus mendengarkanmu. Semoga kamu bertemu dengan Wanita yang punya 'visi dicintai' seperti dirimu saat kamu sedang tulus-tulusnya.

tanjung uban, -kalau dari note tanggal 4 April 2018

Acha Astecia
A budget traveler

Padang ke Medan Jalur Darat

  Saya dan teman memutuskan untuk pergi ke Medan jalur darat. Ada satu alasan utama dalam pengambilan keputusan ini, yaitu Antigen. Kami kha...