Thursday, December 13, 2018

Day 8 : sesuatu yang diperjuangkan

Aku sendiri bukanlah tipe orang yang memperjuangkan pekerjaan atau posisi sehingga harus menggeser yang lainnya sedangkan aku sendiri resign beberapa waktu yang lalu. Aku juga bukanlah orang yang memperjuangkan cinta. Karena jikalau dia sudah tak cinta, mau bagaimana lagi? Tapi ada hal yang akhir-akhir ini kupikirkan : hidup.

Beberapa waktu yang lalu, aku pergi ke suatu tempat dan aku hampir mati karena rem kendaraan yang aku kendarai mengalami kerusakan. Saat itu aku takut akan kematian. Lalu beberapa waktu yang lalu juga aku divonis mengidap suatu penyakit tertentu. Dan aku takut mati. Satu lagi, saat naik pesawat, aku takut akan ketinggian dan lagi-lagi takut akan kematian.

Dari kejadian satu saat aku mengendarai kendaraan yang rusak, aku berfikir tentang mengapa aku takut mati. Kujawab sendiri karena aku tak punya amal. Apakah aku berubah dalam segi beribadah setelah aku diselamatkan? Tidak!

Kejadian kedua saat aku sakit dan aku berfikir ingin beribadah sebanyak-banyaknya , tapi setelah aku sudah merasa kesehatan ku membaik, apakah aku masih segiat itu dalam beribadah? Tidak!

Saat akan naik pesawat aku merasakan stress kembali. Aku mengirim pesan singkat pada ibuku: kasi acha nasehat ma' dan ibuku membalas pesan singkat ku : Kita milik Allah nak..
Tidak satu makhlukpun terlepas dari pandangan Nya,dalam genggamaNya
Semua sudah tertulis di Lauhmahfudz
Termasuk perjalanan ini. Banyak dzikir.

Dalam hidup ini, banyak sekali perjuangan karena hidup memang tentang berjuang. Tapi yang sedang kuperjuangkan saat ini adalah tentang berbuat baik secara rutin. Beramal secara rutin. Mempersiapkan bekal yang selalu menjadi alasan ketidaksiapan untuk mati.

Tanjung Uban, 13 December 2018

Acha astecia
A budget traveler

No comments:

Post a Comment

Padang ke Medan Jalur Darat

  Saya dan teman memutuskan untuk pergi ke Medan jalur darat. Ada satu alasan utama dalam pengambilan keputusan ini, yaitu Antigen. Kami kha...